iendrie'blogs'
Senin, 24 Maret 2014
Strategi Pembelajaran Menurut para Ahli
LESSON STUDY
Pengertian LESSON STUDY menurut
para ahli :
1.
Sukarna:
2010, Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu pembelajaran yang
dilakukan baik pada pembelajaran oleh dirinya sendiri maupun pembelajaran orang
lain, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran dan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran tersebut.
2.
Hendayana
et all (2007) menyatakan bahwa lesson
study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidikan melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar.
3.
Ozawa (2009) yang menyatakan: Lesson study adalah kegiatan guru bagi
guru untuk meningkatkan pelajaran mereka melalui kolaborasi mereka. Lesson
study merupakan proses siklus dan melibatkan perencanaan pelajaran (Plan),
penyajian pelajaran (Do), dan merenungkan pelajaran (Periksa) untuk
meningkatkan pelajaran berikutnya (Aksi).
4.
Podhorsky (2009) yang menyatakan: Lesson study memberikan
salah satu cara di mana guru secara sistematis dapat meningkatkan instruksi dan
mengurangi isolasi guru, jika dapat dipertahankan dari waktu ke waktu. Lesson study menyediakan proses bagi
guru untuk berkolaborasi dan pelajaran
desain sambil memeriksa strategi pengajaran yang sukses untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Dalam proses lesson study, guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar dan mengamati pelajaran
kooperatif dikembangkan. Sementara satu guru menerapkan
pelajaran di kelas, yang lain mengamati dan mencatat pada
pertanyaan-pertanyaan siswa dan
pemahaman. Pengembangan sebuah
"pelajaran ideal" bukan komponen penting dalam
proses lesson study (Lewis,
2000). Fokus pada belajar siswa dan kolaborasi profesional adalah apa yang mendorong proses kelompok.
5.
Harle (2009) menyatakan: Lesson study adalah
kesempatan pengembangan profesional kolaboratif yang dapat memberdayakan
guru untuk melaksanakan
dan mengevaluasi praktek pengajaran alternatif dalam kelas mereka dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman
mereka.
6.
Perry, Lewis, Curcio (Meyer, 2005)
yang menyatakan: Lesson study dapat
didefinisikan sebagai siklus
perbaikan instruksional dibimbing guru di mana guru bekerja sama untuk; merumuskan tujuan pembelajaran bagi siswa, merencanakan pelajaran, mengajar dan / orobserve
pelajaran, merenungkan bukti yang dikumpulkan, merevisi pelajaran untuk perbaikan, dan re -mengajarkan
pelajaran direvisi.
7.
Fernandez
dan Chokshi (Bergenske, 2008) menyatakan: Fernandez dan Chokshi (Bergenske,
2008) menyatakan: "Lesson study Jepang
digambarkan sebagai proses pengembangan profesional yang memungkinkan
guru untuk menguji secara sistematik
praktek mereka untuk menjadi guru yang lebih efektif"
8.
Fernandez
dan Chokshi (Bergenske, 2008) Lesson
study bukanlah pengkajian pembelajaran dalam rangka membuat pembelajaran
menjadi sempurna. Melainkan lesson
study membuat peluang bagi guru untuk mengamati dengan hati-hati
bagaimana proses belajar siswa, keterlibatan siswa, dan perkembangan siswa.
9.
Menurut Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode
pengembangan profesional guru.
10. Menurut
Lewis (2002) ide yang terkandung di dalam lesson study sebenarnya singkat dan
sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu
cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk
merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan.
11. Garfield,
(2006) Lesson study
adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk
menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran.
12. Menurut
I Wayan Santyasa (2009: 4), Lesson Study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou
kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan
melalui proses-proses kolaborasi antar para guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons).
13. Cerbin
dan Kopp (2006) mendefinisikan lesson study sebagai sebuah proses pengembangan
kompetensi profesional untuk para guru yang berasal dan dikembangkan secara
sistematis dalam sistem pendidikan di Jepang dengan tujuan utama menjadikan
proses pembelajaran lebih baik dan efektif;
14. Menurut
Catherine Lewis (2010), Lesson Study yaitu suatu model (pola) pembinaan profesi
pendidik melalui pengkajian (studi) pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar;
15. Slamet
Mulyana (2007) mendefinisikan lesson study sebagai salah satu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar;
16. Menurut Styler dan Hiebert (dalam
Spark, 1999) lesson study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru
ketika mengidentifikasi masalah pembelajaran, merancang suatu skenario
pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik
yang akan dibelajarkan), membelajarkan peserta didik sesuai skenario (salah
seorang guru yang melaksanakan pembelajaran, sementara yang lain mengamati),
mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi
skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan
membagikan hasilnya dengan guru-guru lain (mendiseminasikannya).
17. “Lesson study bukan
metode pembelajaran atau strategi pembelajaran, melainkan dalam lesson study
dapat dipilih dan diterapkan berbagai metode/strategi pembelajaran atau materi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, atau masalah pembelajaran
yang dihadapi siswa dan pendidik,” kata dosen Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) yang juga pendamping Hibah Perluasan Studi dari Kemdiknas ini.
OPEN ENDED
Pengertian OPEN ENDED menurut
para ahli :
1.
(Becker
and Shimada, 2007) Pendekatan open-ended (open-ended approach) merupakan
salah satu pendekatan dalam pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran
matematika. Pendekatan ini dikembangkan dalam beberapa proyek penelitian
pengembangan tentang metode evaluasi kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order
thinking) dalam pembelajaran matematika dalam kurun 1971 dan 1976 di
Jepang.
2.
Menurut
Shimada (1997: 1), pendekatan open ended
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenalkan atau menghadapkan
siswa pada masalah terbuka.
3.
Menurut
Shimada (1997: 1) pendekatan open ended berawal dari pandangan bagaimana
mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dalam berpikir matematis tingkat tinggi.
4.
Sementara
itu Nohda (1999) mengatakan tujuan pembelajaran dengan pendekatan open ended
adalah untuk membantu mengembangkan aktivitas yang kreatif dari siswa dan
kemampuan berpikir matematis mereka dalam memecahkan masalah. Selain itu dengan
pendekatan ini diharapkan masing-masing siswa
memiliki kebebasan dalam memecahkan
masalah menurut kemampuan dan minatnya, siswa dengan kemampuan yang
lebih tinggi dapat melakukan berbagai aktivitas matematika, dan siswa dengan
kemampuan yang lebih rendah masih dapat menyenangi aktivitas matematika menurut
kemampuan mereka sendiri
5.
Sawada
(1997: 23) mengatakan bahwa dalam pendekatan open ended, guru memberikan suatu
situasi masalah pada siswa yang solusi atau jawaban masalah tersebut dapat
diperoleh dengan berbagai cara.
6.
Menurut
Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang
benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended problem atau
soal terbuka
7.
(Becker dan Shigeru, 1997) Pendekatan open ended
berasal dari Jepang pada tahun 1970-an. Antara
tahun 1971 dan 1976, peneliti Jepang melaksanakan serangkaian proyek penelitian
pengembangan dalam metode mengevaluasi keterampilan “Berpikir Tingkat Tinggi”
dalam pendidikan matematika dengan menggunakan series open ended pada
tema tertentu .
8.
Pendapat Shimada (1997:1) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran open-ended adalah
model pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan
memecahkan masalah dengan beberapa teknik
9.
Poppy (2002:2) menyatakan bahwa keleluasaan berpikir
melalui model pembelajaran open-ended
problem membawa siswa untuk lebih memahami suatu topik dan
keterkaitannya dengan topik lainnya, baik dalam pelajaran matematika maupun
dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
10. Model
pembelajaran Open-ended merupakan
salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh
para ahli pendidikan matematika Jepang. model ini lahir sekitar duapuluh tahun
yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada,
Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda, 2000).
11. Nohda (Suherman, dkk, 2003; 124) ialah untuk membantu
mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematik siswa melalui problem
posing secara simultan.
12. Menurut Sawada
(1997), bila open-ended
problems semacam soal tadi diberikan pada para siswa di sekolah, setidaknya
ada lima keuntungan yang dapat diharapkan.
Senin, 18 November 2013
Proposal pengajuan dana
PROPOSAL
PENGAJUAN DANA
KEGIATAN
TAMAN PENDIDIKAN AL QUR’AN (TPA)
Diajukan :
PENGURUS
TPA
AL MUJAHIDDIN
dusun
desa
KLATEN
2013
tempat, Senin
25 November 2013
No. :
Hal : Permohonan Donatur
Lamp : 1 bandel
Kepada
Yth.
Di
Assalammu’alaikum
Wr.Wb.
Segala puji dan syukur
hanya milik Rabb semesta alam,Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada
junjungan dan suri tauladan Rasulullah SAW, serta kepada pengikutnya yang
selalu setia di jalan ALLAH.
Demi
kelangsungan, kelancaran serta kemajuan Program Pendidikan Taman Pendidikan
Al-Qur’an Al-Mujahiddin Dusun Nglangun Karanglo Polanharjo Klaten. Kami selaku
pengelola TPA Al-Mujahiddin bermaksud mengajukan permohonan bantuan dana untuk
sarana dan prasarana TPA dan sebagai bahan pertimbangan. Kami lampirkan
data-data dari TPA Al-Mujahiddin.
Demikian
permohonan ini kami ajukan, sebagai langkah nyata dalam mempersiapkan
pendidikan agama bagi generasi di masa datang. Atas perhatian dan terkabulnya
permohonan ini kami ucapkan jazaakumulloh khoiron Katsiron.
Wassalammu’alaikum
Wr.Wb.
Mengetahui,
Ketua
TPA Kepala
Desa Karanglo
( ) ( )
I.
Pedahuluan
Tpa
merupakan suatu tempat pendidikan non formal di luar pendidikan formal yang ada
di lingkungan kita. Merasa begitu kurangnya waktu untuk belajar agama di
sekolah maka di masjid-masjid berusaha mengadakan pengajian anak-anak/Tpa,
dengan harapan adanya keseimbangan porsi waktu antara pendidikan umum dengan
pendidikan agama.
Tpa Al-Mujahiddin merupakan salah satu dari begitu
banyak Tpa yang ada di Polanharjo,
yang berusaha sekuat tenaga untuk melakukan aktvitas pendidikan agama untuk anak-anak. Kami menganggap bahwa
pendidikan agama untuk anak-anak tidak
boleh di nomor duakan, sehingga perlu adanya penggarapan yang maksimal,
kami optimis akan terbentuk generasi-generasi rabbani yang siap memimpin umat
di masa yang akan datang.
Seiring
berjalannya waktu, berbagai kendala yang kami hadapi sebagaimana
kendala-kendala pada umumnya Tpa di Polanharjo, pendanaan merupakan salah satu
kendala terbesar. Ternyata, mewujudkan sebuah pendidikan yang
berkualitas/memadai memerlukan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
melalui proposal ini, kami merasa perlu adanya usaha maksimal dalam peningkatan
dana Tpa sehingga dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan Tpa Al-Mujahiddin Nglangun Polanharjo.
II.
Sekilas Tentang Tpa Masjid Al-Mujahiddin
Nglangun
Tpa Al-Mujahiddin Nglangun berdiri sejak tahun 1997, tepatnya tangggal 07 Januari. Mulai saat itulah Tpa berjuang
sekuat tenaga untuk berdakwah di masyarakat dengan cara mengaitkan anak-anak
dusun Nglangun dan sekitarnya,untuk mengikuti pengajian Tpa yang diadakan dua
kali dalam satu minggu. Dengan berbekal semangat berjuang di jalan Allah SWT
dan visi misi yang kami emban, kami yakin bahwa Tpa akan maju seiring usaha
yang maksimal.
Adapun Visi, Misi dan Usaha Tpa
Al-Mujahiddin adalah:
Visi:
Membentuk
Generasi Qur’ani yang Haqiqi,mengerti,memahami,mengamalkan islam.sehingga
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.Dan mempunyai pegangan akhlak yang
baik,tidak mudah terpengaruh hal-hal yang melenceng dari jalan ALLAH SWT.
Misi:
1.
Mewujudkan
kepengurusan yang professional, terbuka, jujur, ikhlas, dan berlandaskan
semangat kebersamaan,
2.
Menjadikan
sarana dakwah islam secara internal dan eksternal untuk mensyiarkan nilai-nilai
islam sebagai wujud tanggungjawab muslim terhadap problematika umat dan
memenuhi kewajiban yang disyariatkan Allah SWT.
3.
Menjadikan
wahana nilai-nilai islam bagi seluruh komponen muslim Tpa Al-Mujahiddin
Nglangun.
4.
Menjadikan
sarana pengembangan sumber daya pengurus agar menjadi insan yang ahli dzikir,
fikir, dan ikhtiar.
Adapun usaha yang kami lakukan:
1. Membina, membimbing dan mengajarkan
nilai-nilai islam sejak dini pada anak-anak.
2. Menggali dan mengembangkan potensi
anak-anak dan pengasuh sesuai dengan minat dan kemampuannya.
3. Menerapkan ajaran-ajaran islam dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Pengadaan
kegiatan rutin atau incidental, indoor ataupun outdoor yang menyenangkan dan
tidak mengabaikan nilai-nilai pendidikan didalamnya.
5. Penanaman
kedisiplinan santriwan-santriwati dengan pembiasaan dan kehalusan.
6. Membangun dan menjalin tali
silaturahmi dengan wali santri khususnya dan warga Nglangun umumnya.
7. Menjalin kerjasama dengan berbagai
elemen dan lapisan masyarakat sekitar.
Seiring berjalannya waktu, seiring beberapa kali pergantian
kepengurusan sampai saat ini, berbagai rintangan dalam jalan dakwah sangatlah
beragam diantaranya adalah permasalahan dana/pendanaan. Oleh karena itu dengan
proposal ini kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi yang
terbaik, dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami khususnya dalam masalah pendanaan.
III.
Dasar Pemikiran
“Sebaik-baik
kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mau mengajarkannya”. (HR.Bukhory)
“Hai
orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS.Muhammad:7)
IV.
Tujuan Kegiatan
Tpa
masjid Al-Mujahiddin bertujuan membentuk anak-anak agar berkepribadian islami
dalam rangka menciptakan generasi rabbani.
V.
Susunan Pengurus Tpa Al-Mujahiddin
Dan Santriwan/Wati Tpa Al-Mujahiddin 2013
Terlampir
VI.
Rancangan Anggaran Dana
Terlampir
VII.
Penutup
Demikian
proposal pendanaan ini kami buat. Semoga proposal ini memperoleh sambutan
hangat dan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan Tpa Al-Mujahiddin Nglangun. Mohon maaf atas segala
kehilafan.Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.
tempat,
Senin 25 November 2013
Ketua
TPA Al-Mujahiddin Sekretaris
TPA Al-Mujahiddin
( )
( )
Mengetahui,
Takmir
Masjid Al-Amien Kepala Desa Karanglo
( ) ( )
Lampiran
1
TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
TPA “AL-MUJAHIDDIN”
Masjid Al-Amien Rt/Rw 04/05 Klaten
DATA TPA AL-MUJAHIDDIN
1. Nama
TPA/TPQ : Taman
Pendidikan Al-Qur’an Al-Mujahiddin
2. Alamat
TPA/TPQ : Rt/Rw
04/05 Nglangun Karanglo Polanharjo
3. TPA/TPQ
Didirikan pada : 07 Januari
1997
4. Pendiri :
Majlis Ta’lim Masjid Al-Amien
5. Waktu
Belajar :
Sabtu-Minggu, 16.00 – selesai WIB
6. Kelompok
Belajar : 4 Rombel
7. Keadaan
Santri dan Ustadz/ah : Baik
8. Sumber
Pendanaan : Infaq
santri
A.
Santri
No
|
Jilid
|
Jumlah Siswa
Santri
|
||
Laki - Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
||
1
|
I
|
3
|
5
|
8
|
2
|
II
|
1
|
2
|
3
|
3
|
III
|
2
|
5
|
7
|
4
|
IV
|
2
|
4
|
6
|
5
|
V
|
2
|
4
|
6
|
6
|
VI
|
0
|
3
|
3
|
7
|
Al-Qur’an
|
9
|
4
|
13
|
Jumlah
|
19
|
27
|
46
|
B.
Wali
Kelas
No.
|
Nama
|
Kelas
|
1
|
Nurul
|
Umar
|
2
|
Nurhayati
|
Usman
|
3
|
Indri
|
Ali
|
4
|
Anggan
|
Ali
|
5
|
Darru
|
Abu Bakar
|
6
|
Indah
|
Abu Bakar
|
C.
Daftar
Nama Santri
No.
|
Nama
|
1
|
Arya
|
2
|
Arif
|
3
|
Ridwan
|
4
|
Firnanda
|
5
|
Chandra
|
6
|
Anang
|
7
|
Lutfi
|
8
|
Pratama
|
9
|
Rifki
|
10
|
Aldi
|
11
|
Andika
|
12
|
Diva
|
13
|
Farel
|
14
|
Rama
|
15
|
Rhino
|
16
|
Arifin
|
17
|
Darel
|
18
|
Faris
|
19
|
Yogas
|
20
|
Eva
|
21
|
Vica
|
22
|
Syifa
|
23
|
Amel
|
24
|
Ela
|
25
|
Ayu
|
26
|
Hafifah
|
27
|
Rahma
|
28
|
Nuraini
|
29
|
Risma
|
30
|
Bila
|
31
|
Anggun
|
32
|
Bintang
|
33
|
Harda
|
34
|
Dinda
|
35
|
Deska
|
36
|
Linda
|
37
|
Widi
|
38
|
Wulan
|
39
|
Yulia
|
40
|
Elfina
|
41
|
Intan
|
42
|
Sholikah
|
43
|
Ivo
|
44
|
Zahra
|
45
|
Dara
|
46
|
Arum
|
Lampiran 2
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
PENGEMBANGAN TPA AL MUJAHIDDIN”
DUSUN NGLANGUN, DESA KARANGLO, KECAMATAN POLANHARJO,
KABUPATEN KLATEN
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH BARANG
|
HARGA SATUAN
|
JUMLAH
|
1
|
Seragam
Muslim
|
55
setel
|
Rp 90.000,-
|
Rp 4.950.000,-
|
3
|
Al
Qur’an (B)
|
10
Biji
|
Rp 30.000,-
|
Rp 300.000,-
|
4
|
Buku
Iqro’
|
60
Biji
|
Rp 2.000,-
|
Rp 120.000,-
|
5
|
Juz
‘Ama
|
55
Biji
|
Rp 6.000,-
|
Rp 330.000,-
|
6
|
Buku
Tuntunan Sholat
|
15
Biji
|
Rp 6.000,-
|
Rp 90.000,-
|
7
|
Buku
Tajwid
|
20
Biji
|
Rp 4.000,-
|
Rp 80.000,-
|
10
|
Papan
Tulis (B)
|
5
biji
|
Rp100.000,-
|
Rp 500.000,-
|
11
|
Buku
Tulis
|
110
biji
|
Rp 4.000,-
|
Rp 440.000,-
|
12
|
Meja
Lipat
|
55
biji
|
Rp 30.000,-
|
Rp 1.650.000,-
|
14
|
Pelengkap
Alat Tulis
|
55
biji
|
Rp 2.000,-
|
Rp 110.000,-
|
15
|
Buku
Cerita Rasul
|
10
biji
|
Rp
10.000,-
|
Rp 100.000,-
|
|
|
|
|
|
T o t a l
|
Rp 8.670.000,-
|
tempat, Senin 25 November 2013
Ketua TPA Al-Mujahiddin Bendahara
TPA Al-Mujahidddin
( ) ( )
Mengetahui,
Takmir Masjid Al-Amien Kepala Desa Karanglo
( ) ( )
Langganan:
Postingan (Atom)